SUMSELKITA.COM, Palembang – Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional V Sumatera Selatan (BBPJN Sumsel) akan menutup Jembatan Ampera, Palembang.
Penutupan selama dua hari, mulai tanggal 26 hingga 28 September. Waktunya mulai pukul 22.30 – 03.30 WIB.
Kepala BBPJN V Sumsel, Kiagus Syaiful Anwar, mengatakan, penutupan Jembatan Ampera karena akan akan dilakukan penggujian dynamic loading test/uji beban dinamis jembatan
Penutupan jalan dilakukan malam sampai dini hari agar tidak mengganggu aktifitas masyarakat.
“Selama penutupan, masyarakat bisa antisipasi untuk cari jalan alternatif, dan dengan koordinasi Forum Jalan untuk mengatur arus lalu lintas,” ujar Syaiful, Kamis (23/9/2021).
Penutupan lalu lintas akan dibagi 5 titik. Titik satu, penutupan total pada sisi hilir Jembatan Ampera (Bundaran Air Mancur).
Lalu lintas diarahkan melalui Jalan Merdeka menuju Jembatan Musi VI.
Titik dua, penutupan total pada sisi hulu Jembatan Ampera. Lalu lintas diarahkan melalui Jembatan Musi IV (via Plaju) dan Musi VI (via Kertapati).
Titik tiga, penutupan dari Kertapati belok kiri menuju Jembatan Ampera, sehingga lalu lintas dialihkan ke arah Plaju/Musi IV.
Titik empat, penutupan dari plaju belok kanan menuju Jembatan Ampera, lalu lintas dialihkan ke arah Kertapati/Musi VI.
Titik lima, penutupan dari arah Jakabaring menuju Jembatan Ampera, lalu lintas dialihkan melalui Plaju/Musi IV dan Kertapati/Musi VI.
“Jalur alternatif dari Seberang Ulu (SU) ke Seberang Ilir dari Plaju, Kertapati, Jakabaring, dan sekitarnya, dapat melewati Jembatan Musi IV atau Jembatan Musi VI. Sedangkan untuk Seberang Ilir ke Seberang Ulu dari Jalan Sudirman dialihkan menuju Jalan Merdeka ke arah Jembatan Musi VI. Untuk dari daerah Bom Baru dan sekitarnya dapat melewati Jembatan Musi IV,”Syaiful menerangkan.
Terkait dengan pengerjaan uji beban dinamis dilakukan untuk melakukan kajian kapasitas struktur Jembatan Ampera, dikarenakan usia Jembatan Ampera yang sudah hampir 60 tahun.
“Melalui kajian ini kita ingin tahu, sebenarnya berapa kemampuan/kekuatan Jembatan Ampera ini sebenarnya. Hasil dari kajian ini akan kita lihat apakah ada yang perlu diperbaiki,” ujar Syaiful.
Kajian dilakukan untuk menentukan jenis penanganan yang diperlukan untuk meningkatkan kapasitas struktur jembatan yang dibangun 1962 – 1965 tersebut.
“Anggaran dana untuk kajian ini Rp2,9 miliar,” kata Syaiful. (*)