oleh

Viral di Medsos Sumsel, Seorang Mahasiswi Unsri Mengaku Jadi Korban Pelecehan Dosen Pembimbing

SUMSELKITA.COM, PALEMBANG – Hari ini jagat Media Sosial di Sumsel dihebohkan dengan adanya berita seorang mahasiswi Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang mengaku menjadi korban pelecehan dosen pembimbing skripsi. Adapun Ceritanya diunggah di media sosial, sehingga menjadi menjadi viral hingga ke akun publik nasional

Dikutif dari akun Twitter @unsrifess dan Media Sosial Instagram @palembang.eksis, Senin (27/9), mahasiswi itu menceritakan pengalaman pahitnya secara rinci. Kejadiannya berawal saat dirinya menemui dosen pembimbing untuk meminta tanda tangan seusai mengikuti sidang skripsi, Sabtu (25/9).

“Kejadiannya baru hari ini sabtu tanggal 25 sep 2021. Aku datang ke kampus untuk minta tanda tangan kepada dosen A. Karena aku tanya dengan adik tingkat kebetulan bapak dosen itu sedang di kampus. Aku inisiatif menemui bapak itu tanpa janji terlebih dahulu karena sebelum-sebelumnya tidak masalah seperti itu,” tulisnya.

Setelah sampai di kampus, dia datang ke ruang kerja dosen tersebut dalam kondisi sepi. Setelah membahas revisi skripsi usai sidang, lantas si dosen menanyakan kondisi kesehatannya yang terlihat pucat.

“Setelah beberapa saat bapak itu mengajak aku ngobrol. Basa-basi tentang kemajuan revisi sidang dan sebagainya. Terus beliau nanya kok aku pucat sekali (memang kondisinya aku lagi demam, dan baru selesai sakit gejala tipes),” kata dia.

Adapun obrolan berlanjut pada hal lain, termasuk kendala yang dihadapi sehingga menyebabkan telat wisuda. Mahasiswi itu akhirnya menceritakan semua masalah yang dihadapinya, hingga akhirnya menangis.
Ketika itu, dosen memeluk erat yang dianggapnya sebagai perhatian dosen terhadap anak didiknya. Dia membiarkan pelukan itu tanpa curiga.

“Demi Allah aku tidak ngarang cerita ini min. Tolong di up aku butuh saran. Kalo nak cerita samo kawan aku malu,” ujarnya.

Pelecehan seksual terjadi setelahnya. Sesuai membereskan berkas yang ditandatangani, dia kembali mendapat perlakuan kasar dari dosennya itu. Dia berusaha menghindar namun tak mampu melawan kuatnya tubuh dosen.

“Pas mau pamitan tiba-tiba beliau berdiri dan memeluk aku lagi ‘yang kuat yaa’ selesai dari situ gerak-geriknya semakin aneh, pelukannya mulai erat, aku coba melepas pelukan itu tapi beliau malah semakin erat memeluk,” tulisnya.

Kelakuan sang dosen semakin menjadi-jadi. Mahasiswi itu tak luput dari aksi cabul sang dosen. “Aku bingung dan akhirnya terdiam, dia melepas pelukan dan mulai mencium kening dan pipiku. Aku menjauh tapi dia menarikku lagi. Singkatnya saja akhirnya dia mencium bibirku, membuka baju atasanku dan merabanya. Kalo kalian tanya kenapa aku diam saja. Di situ posisinya aku panik, bingung, syok. Mau teriak tapi itu dosenku, sudah kutolak tapi dia memaksa. Aku takut urusan wisudaku terhambat karena ini. Hal yang paling parah dia col* di depanku,” tuturnya.

Setelah melampiaskan nafsunya, dosen itu menyampaikan permintaan maaf dan memintanya merahasiakan kejadian tersebut. Mahasiswi itu pun keluar ruangan dan pulang ke indekosnya.

“Badanku serasa beku, akhirnya aku hanya diam saja melihat kelakuan beliau ini. Selesai itu, beliau bilang ‘maaf yaa bapak khilaf, bapak janji ini yang terakhir. Tolong hal ini dirahasiakan cukup kita berdua yang tau’. tanpa babibu aku mengiyakan dan langsung berpamitan pulang,” kata dia.

“Serasa dihipnotis sepanjang perjalanan pulang aku hanya bengong dengan tatapan kosong. Sampai di kosan barulah aku menyadari hal yang baru terjadi dan menangis sekencang-kencangnya. Sampai sekarang aku masih tremor dan jijik terbayang kejadian itu,” ujarnya.

“Demi Allah aku tidak ngarang cerita ini min. Tolong di up aku butuh saran. Kalo nak cerita samo kawan aku maluan,” tutupnya.

Dalam menanggapi postingan yang viral ini, Menteri Pemberdayaan Perempuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsri Palembang Ifeh mengaku tengah berupaya melakukan konfirmasi kepada rektorat perihal informasi itu.

“Kami sedang menghadap beramai-ramai menemui rektorat, nanti saya kabari lagi,” ungkap Ifeh.

Bersamaan dengan itu, Wakil Rektorat Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unsri Palembang Iwan Stia Budi mengaku belum mengetahui kabar itu. Pihaknya masih melakukan penelusuran informasi itu dan belum dapat menyimpulkan benar atau tidak peristiwa itu.

“Saya baru tahu dari kalian, berita ini masih sangat abstrak. Jadi Unsri perlu menelusuri kebenaran informasi ini lebih lanjut,” ungkap dia.