SUMSELKITA.COM,PAGAR ALAM – Kontribusi Pemerintah Provinsi bersama Pemkab dan Pemkot di Sumatera Selatan (Sumsel) salah satunya Pemkot Pagaralam, dalam menerapkan pengembangan energi hijau telah mendapatkan apresiasi dan dukungan langsung dari Presiden RI Joko Widodo.
Bahkan, Pagaralam sendiri disebut sebagai satu-satunya kota di Indonesia yang telah 100 persen menerapkan pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) sebagai sumber energi yang masuk dalam kategori Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mensuplai sumber kelistrikan di seluruh wilayahnya dengan memanfaatkan tenaga mikrohidro.
Namun pemanfaatan SDA sebagai sumber tenaga kelistrikan di kota Pagaralam tersebut tidak akan berjalan baik jika tanpa adanya komitmen dari berbagai pihak untuk menjaga SDA tersebut. Pemprov Sumsel, Pemkot Pagaralam, dan berbagai pihak lainnya memiliki peranan penting sehingga pemanfaatan air sebagai EBT atau energi hijau di Kota Pagaralam dapat berjalan dengan baik.
Termasuk juga peran masyarakat. Dimana, masyarakat sendiri juga terus bersama-sama berkomitmen menjaga alam sehingga SDA tersebut dapat menjadi sumber energi.
“Suplai energi listrik dengan memanfaatkan energi hijau di Pagaralam tersebut menandakan jika masyarakat mampu menjaga seluruh komponen ekosistem alam. Seperti hutan yang masih baik, pohon tidak ditebang sembarangan. Tentu berpengaruh terhadap Daerah Aliran Sungai sehingga bisa dijadikan sumber energy kelistrikan melalui PLTA tersebut,” kata Gubernur Sumsel H Herman Deru, Selasa (25/1).
Menurutnya, jika tidak adanya komitmen dari pemerintah dan masyarakat dalam menjaga lingkungan, tentu pemanfaatan SDA sebagai EBT tidak akan bisa terealisasi.
“PLTA itu tidak mungkin berfungsi dengan baik jika ekosistem alamnya rusak. Kelestarian ekosistem alam ini sudah menjadi komitmen kami (Pemprov),” tuturnya.
Bahkan, Gubernur Herman Deru juga berencana akan menjadikan Pagaralam menjadi green city atau kota hijau pertama sebagai percontohan di Indonesia.
“Tidak hanya energi utama yang menggunakan EBT, kita berencana membuat Pagaralam sebagai green city yang dimulai dengan pemanfaatan kendaraan yang menggunakan energi listrik,” tegasnya.
Dunia global saat ini tengah menuju EBT. Semua negara juga telah mulai merencanakan untuk menuju energi hijau, baik itu energi matahari, hydropower, energi geothermal, energi arus laut, dan angin.
Sebab dengan menggunakan EBT, emisi gas buang dari energi fosil yang saat ini digunakan dapat dihindari sehingga dapat mencegah perubahan iklim.
Untuk diketahui, beberapa pembangkit EBT mendominasi dalam mensuplai kelistrikan bagi kota Pagaralam. Dimana semua terinterkoneksi melalui sistem transmisi Sumbagsel
Menurut informasi, saat ini pembangkit EBT tersebut meliputi pembangkit listrik tenaga minihidro green Lahat yang berkapasitas 9,99 MW dioperasikan oleh PT Green Lahat, kemudian pembangkit listrik tenaga panas bumi kumut bali berkapasitas 55 MW di Kabupaten Muara Enim, pembangkit listrik tenaga panas bumi Rantau Dedap di Kabupaten Muara Enim, serta di Kabupaten dan Kota Lahat yang dioperasikan oleh PT Supreme Energi Rantau Dedap.
Sementara untuk suplai kelistrikannyaa Kota Pagaralam dilayani oleh PT PLN (Persero) ULP Pagaralam yang merupakan salah satu unit layanan pelanggan dibawah wilayah kerja PT PLN UIW S2JB. Dengan jumlah pelanggan 41.666 dan KWH jual sebesar 59.329.372 Kwh atau setara dengan 6,77 MW Kota pagaralam memiliki beban puncak sebesar 8.2 MW.
Sumber pasokan kelistrikan kota Pagaralam didapat dari pembangkit listrik tenaga minihidro green lahat berkapasitas 9,99 MW yang dialirkan melalui gardu induk Kota Pagaralam.
Sebelumnya. Presiden Jokowi memuji dan bangga terhadap Pemprov Sumsel dan Pemkot Pagaralam yang telah berupaya menerapkan EBT di wilayahnya.
Dimana, kota Pagaralam telah 100 persen memanfaatkan energi hijau untuk suplay listrik. Namun, lanjut Jokowi, akan sangat baik lagi apabila kota Pagaralam sudah memulai penggunan dari mikrohydro.
Komentar