SUMSELKITA.COM,PALEMBANG – Gubernur Sumsel H Herman Deru mengingingat agar pemerintah kabupaten dan kota kembali meningkatkan kesiapsiagaan menyusul meningkatnya jumlah kasus penderita Covid-19 varian Omicron yang saat ini telah terjadi di Indonesia seperti di pulau Jawa dan Bali.
“Kita perlu mewaspadai gelombang ketiga covid-19 ini. Saya minta kabupaten dan kota tetap siaga dalam penanganan tanpa mengubah format sebelumnya saat penanganan covid-19 varian delta,” kata Herman Deru saat melakukan koordinasi dengan Bupati dan Walikota di Sumsel usai mendengarkan pengarahan Presiden RI dari Command Centre kantor Gubernur Sumsel, Senin (7/2).
Penanganan tersebut, lanjutnya, termasuk juga dengan menjaga Bed Occupancy Ratio (BOR) di sejumlah rumah sakit.
“BOR juga jangan sampai dikurangi. Termasuk juga tempat isolasi terpadu yang telah dibuat juga harus terus disiagakan,” paparnya.
Menurut Herman Deru, berdasarkan arahan Presiden RI Joko Widodo, ada dua hal penting yang harus dijalankan dalam penanganan covid-19.
“Percepatan vaksinasi menjadi salah satu yang harus dilakukan. Segera lakukan vaksinasi terhadap masyarakat, baik vaksin pertama maupun kedua,” terangnya.
Dia merinci berdasarkan catatan Dinkes Provinsi Sumsel, vaksinasi tahap pertama di Sumsel sudah menginjak angka 93 persen, sedangkan vaksinasi tahap kedua baru di angka 53 persen. Sedangkan vaksinasi untuk lansia tahap pertama sebesar 68 persen dan tahap kedua 40 persen. Lalu vaksinasi anak-anak sebesar 74 persen yang rata-rata merupakan vaksin pertama.
“Stok dosis vaksin kita masih cukup banyak. Ada 1,5 juta dosis. Bupati dan Walikota harus segera ambil langkah untuk mempercepat vaksinasi ini. Koordinasikan dengan Dinkes Sumsel untuk dosis vaksin tersebut,” timpalnya.
Kendati begitu, Herman Deru mengakui tidak mudah memberikan vaksinasi untuk 10 persen masyarakat yang belum diberikan vaksinasi tersebut.
“Ada 10 persen yang belum terjamah vaksinasi tahap pertama ini. Terobosan harus dilakukan untuk mempercepatnya. Termasuk juga dengan melakukan jemput bola,” ujarnya.
Lalu, lanjut Herman Deru, yang tak kalah penting dalam penanganan covid-19 ini adalah dengan memperketat protokol kesehatan (prokes).
“Untuk prokes juga harus diperketat. Saya tekankan untuk memakai masker. Karena masker merupakan alat cegah yang memadai. Saya imbau masyarakat untuk tidak meremehkan covid-19 omicron ini, karena penularannya dahsyat. Dampaknya bukan hanya pada kesehatan tapi juga ekonomi,” tuturnya.
Sebelumnya, dalam arahannya Presiden RI Joko Widodo menekankan agar seluruh wilayah di Indonesia terus melakukan pencepatan vaksinasi dan memperketat protokol kesehatan.
“Ini (omicron) harus diwaspadai. Sudah 93 persen kasus terjadi di pulau Jawa dan Bali. Namun kita masih patut bersyukur karena tingkat rawatnya masih rendah, begitu juga kasus kematiannya,” katanya.
Menurut Jokowi, melonjaknya kasus covid-19 varian omicron di pulau Jawa dan Bali, tentu harus menjadi perhatian daerah lain.
“Kita belajar dari kasus delta terdahulu. Dalam 3 pekan, kasus itu menyebar keluar Jawa. Ini yang harus diwaspadai,” sebutnya.
Jika nantinya penyebaran covid 19 varian omicron tidak dapat dihindari, sambungnya, maka cara cerdas yang harus dilakukan adalah dengan mengatur managemen perawatan bagi pasien. Jika memang, memang memiliki gejalaa ringan atau tak begejala, maka pasien dianjurkan melakukan isoman.
“Rumah sakit harus diperuntukkan bagi pasien begejala sedang, berat dan kritis. Sebab itu, siagakan peralatan perawatan mulai dari sekarang,” tegasnya.
Melihat dari karakternya, Jokowi menyebut, kasus kematian akibat covid-19 varian omicron menyasar pada pasien yang belum dilakukan vaksinasi secara lengkap.
Komentar