Pemulihan sektor pariwisata dan perdagangan dilakukan secara bertahap, sejalan dengan perluasan upaya vaksinasi, serta pelonggaran persyaratan/pembatasan perjalanan (open border). Data UNWTO (2022) mencatat pada 2021 telah terjadi peningkatan Global Tourist Arrivals sebanyak 4% (yoy), namun, angka tersebut masih lebih rendah 72% dibandingkan 2019.
“Di Indonesia sendiri, pemulihan sektor pariwisata masih perlu didorong, sebab pada 2021 lalu jumlah kunjungan wisatawan mancanegara baru mencapai 1,56 juta, dan jumlah ini masih di bawah level sebelum pandemi yang mencapai 16,10 juta kunjungan,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan keynote speech secara virtual dalam acara “Power Lunch Asosiasi e-Commerce Indonesia (IdEA)”, dari Jakarta Pusat, Jumat (01/04/2022).
Kinerja sektor pariwisata Indonesia di awal tahun 2022 ini mulai menunjukkan perbaikan. Beberapa indikator utama mencatatkan pertumbuhan positif pada Januari 2022 lalu, antara lain terlihat dari jumlah kunjungan wisman mencapai sebanyak 143,74 ribu atau naik sebesar 13,62% (yoy), dan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang mencapai 42,43% atau naik 12,08 poin (yoy). Diharapkan pada keseluruhan tahun 2022 ini, sektor pariwisata dapat tumbuh sebesar 4,3% (yoy), meningkat dari realisasi tahun 2021 yang sebesar 4,2% (yoy).
Salah satu faktor pendorong pertumbuhan pada sektor pariwisata dan perdagangan adalah pergeseran preferensi masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital saat pandemi. Di 2021, nilai ekonomi digital Indonesia tercatat sebesar USD70 Miliar dan ini merupakan yang tertinggi di ASEAN. Jumlah tersebut diperkirakan akan mampu tumbuh hampir 5 kali lipat pada 2030 dengan nilai mencapai USD 330 Miliar.
“Transaksi e-commerce memberi kontribusi terbesar bagi ekonomi digital Indonesia, di mana pada 2021 lalu nilainya mencapai USD 53 Miliar. Jumlah ini diprediksi akan meningkat sampai USD 104 Miliar pada 2025, dengan level pertumbuhan 18%,” papar Menko Airlangga.
Meskipun terdampak pandemi, pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang tercepat pertumbuhannya dalam beberapa dekade terakhir. Pariwisata juga mampu memberi manfaat besar bagi perkembangan daerah tujuan wisata dan masyarakat di sekitarnya.
Jika direncanakan dan dikelola baik, Menko Airlangga sampaikan bahwa sektor pariwisata yang berkelanjutan (sustainable tourism) dapat mendukung terciptanya perbaikan taraf hidup, inklusivitas, pelestarian warisan budaya nasional serta sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Di samping itu, platform digital telah menyediakan akses global kepada konsumen dan mempermudah para penyedia jasa dalam meningkatkan kapasitas, serta daya saing sektor pariwisata dan perdagangan. Oleh karena itu, upaya pengembangan kedua sektor ini perlu mengoptimalkan peran platform digital dalam mempromosikan produk dan destinasi wisata.
Cara-cara yang bisa dilakukan antara lain adalah meningkatkan penggunaan user-generated content, menyediakan infrastruktur digital, SDM yang kompeten, serta melindungi konsumen. Khusus untuk sektor pariwisata, upaya optimalisasi akomodasi peer to peer perlu didukung guna meningkatkan partisipasi UMKM dan masyarakat lokal.
“Selain itu, adaptasi, inovasi, dan kolaborasi merupakan kunci utama bagi sektor pariwisata dan perdagangan untuk dapat bangkit dari keterpurukan akibat pandemi. Akselerasi ekonomi digital, khususnya sub sektor e-commerce dan online travel menjadi salah satu strategi efektif dalam mendorong kinerja perekonomian kita,” ujar Menko Airlangga.
Untuk itu, Pemerintah telah berkomitmen memperkuat ketahanan sektor pariwisata sebagai salah satu pilar pemulihan pasca pandemi. Melalui program PEN 2022, telah diinisiasi sejumlah program, di antaranya alokasi dana sebesar Rp13 triliun untuk mempercepat pembangunan infrastruktur digital di sejumlah destinasi prioritas.
Kemudian, menerapkan kebijakan travel bubble Batam-Bintan-Singapura dan juga Bali untuk mendukung kegiatan KTT G20 dan MotoGP Mandalika. Selain itu juga dengan memperkuat protokol kesehatan melalui pembentukan Satgas Covid-19 pada setiap destinasi pariwisata yang dalam hal ini industri hospitality wajib memenuhi standar Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE).
“Saya juga mengajak semua stakeholders bersama-sama memperkuat kembali kolaborasi lintas sektor, terutama dalam meningkatkan peranan ekonomi digital melalui optimalisasi potensi di sektor perdagangan dan pariwisata. Dengan kolaborasi yang efektif, saya percaya kita akan mampu mewujudkan pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045,” jelas Menko Airlangga.