oleh

Monitoring Harga Migor, Ratu Dewa Imbau Masyarakat Jangan Panic Buying

SUMSELKITA.COM, PALEMBANG – Pemerintah Kota Palembang dan Polrestabes, Selasa (7/2/2023), melakukan monitoring menyikapi isu kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng (migor).

Lokasinya di Pasar Lemabang dan PT Indokarya Internusa.

Sekretaris Daerah Kota Palembang yang juga Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Ratu Dewa, mengatakan, dari hasil pantauan di Pasar Lemabang, persediaan minyak goreng khususnya untuk merek Minyak Kita dan Fortune sebenarnya cukup.

Namun, karena tingginya permintaan akhir-akhir ini membuat dua produk minyak goreng tersebut habis di pasaran.

“Karena itu, saya mengimbau masyarakat untuk tidak panic buying. Karena sebenarnya produknya ada, namun karena permintaan tinggi sehingga terkesan langka,” kata Dewa.

Ia menambahkan, monitoring ini juga sekaligus untuk memastikan stok bahan pangan di Palembang menjelang bulan Ramadan.

“Kita pastikan stok pangan menjelang Ramadhan 1444 Hijriah di Palembang ini, termasuk minyak goreng, aman terkendali,” ujar Dewa.

Mengenai kenaikan harga minyak goreng, lanjut Dewa, sejauh ini belum ada kenaikan harga yang cukup signifikan.

“Tidak ada kenaikan harga yang signifikan. Itu tadi, karena ada tingginya permintaan sehingga barang seperti minyak goreng ini cepat habis.”

Pantauan di lapangan, harga minyak goreng curah saat ini Rp 14.500 – Rp 16.000. Sedangkan harga minyak goreng kemasan Rp 16.500 – Rp 17.500.

Ratu Dewa mengungkapkan, pihaknya akan terus mengawasi harga sembako dan kebutuhan lainnya menjelang memasuki Ramadan.

Sehingga kebutuhan masyarakat seperti minyak goreng tidak mengalami kenaikan signifikan.

Ratu Dewa juga mengimbau pedagang untuk tidak sembarangan menaikan harga. Karena harga minyak goreng sudah diatur.

Sementara itu, Kapolrestabes Kota Palembang, Kombes Pol Mokhammad Ngajib, menegaskan sejauh ini tidak ada penimbunan pangan khususnya minyak goreng.

“Untuk stok pangan bulan puasa juga kita lihat aman terkendali,” katanya.

Sementara Liana, Manager Operasional PT Indokarya Internusa, mengatakan, pihaknya hanya memproduksi merk “Minyak Kita” dan “MM”.

Untuk menghadapi Ramadhan, stok minyak kemasan ini aman karena setiap hari terus produksi.

“Kita sesuaikan dengan permintaan dan tentunya ini prioritas untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng di Kota Palembang,” ujarnya.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Joni Marsius, menambahkan, kondisi sekarang ini dipengaruhi oleh banyaknya permintaan minyak goreng, khususnya dengan merk dagang tertentu. Ini membuat barang cepat habis.

“Jadi bukan karena kenaikan harga atau berkurangnya produksi,” pungkasnya. (*)