SUMSELKITA.COM, PALEMBANG – Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda melantik pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Kecamatan Sukarami, Selasa (21/2/2023).
Dalam sambutannya, Fitrianti berharap anggota yang baru dilantik proaktif. Karena kebutuhan darah di Palembang setiap bulannya cukup tinggi.
“Pengurus kecamatan inilah nantinya yang akan mensosialisasikan kepada masyarakat pentingnya donor darah dan manfaatnya,” ujar Fitrianti.
Ia tidak menargetkan berapa kantong darah yang terkumpul. Melainkan menyosialisasikan masyarakat tentang manfaat dari donor darah itu sendiri.
“Tidak ada target ya. Namanya donor darah pasti sebanyak-banyaknnya, dan paling utama adalah pendonor secara sukarela mendonorkan darahnya. Karena setitik darah sangat berharga untuk yang membutuhkan,” kata Fitrianti.
Ia menyebutkan pula, pelantikan pengurus PMI ini sebelumnya sudah dilaksanakan di tiga kecamatan.
“Insya Allah bulan ini melantik seluruh kecamatan. Mudah-mudahan lancar,” kata Fitrianti, yang juga Ketua PMI Kota Palembang.
PMI Kota Palembang memang terus berupaya memenuhi stok darah. Mulai dari jemput bola langsung mendatangi pendonor, hingga membentuk pendamping atau petugas PMI di setiap kelurahan. Nantinya, akan dilantik pula petugas PMI setiap kelurahan akan dilakukan kantor camat masing-masing.
“Rencanaya akan kita lantik petugas atau pendamping PMI dalam waktu dekat. Pendamping ini terdiri dari lurah dan tokoh masyarakat di 107 kelurahan,” kata Fitrianti.
Petugas PMI kelurahan ini nantinya bertugas menyosialisasikan terkait program dan kegiatan dari PMI, seperti apa maanfaat dari donor darah, dan mengajak masyarakat untuk tidak takut mendonorkan darahnya.
Petugas PMI ini juga akan menyosialisasikan kepada masyarakat tentang Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB) karena PMI yang sudah standar Internasional.
“Melalui sertifikat CPOB ini, pendonor tidak perlu khawatir karena untuk mendonorkan dara lebih steril dan aman bagi pendonor,” jelas Fitrianti.
Ia menjelaskan, Kota Palembang menjadi daerah pertama di Sumsel yang memiliki sertifikat CPOB. Sementara untuk wilayah Sumatera, Palembang menjadi kota ketiga setelah Batam dan Padang.
“Berdasarkan catatan BPOM RI, UTD PMI Palembang menjadi penerima sertifikat CPOB ketiga di Sumatera dan ke 17 di Indonesia dari total 400 unit UTD,” kata Fitrianti.
Menurut dia, pemenuhan produk darah yang berkualitas merupakan kebutuhan masyarakat yang sangat penting, selain pemenuhan kuantitasnya.
“Dengan adanya sertifikat CPOB maka masyarakat Palembang bisa mendapatkan kualitas darah yang lebih baik,” katanya.
Ditanya stok darah yang ada di PMI Palembang, Fitrianti menegaskan bahwa stok darah di Palembang sampai saat ini masih aman.
“Kebutuhan darah di palembang 5 ribu kantong per bulan. Di saat Covid-19 kemarin meningkat jadi 7 ribu per bulan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut kami terus melakukan jemput bola ke instansi, ke kelurahan dan kecamatan,” demikian Fitrianti. (*)