SUMSELKITA.COM, Palembang – Palembang. Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Fatoni menyebut pondok pesantren (ponpes) terbukti memiliki keunggulan dalam mencetak generasi yang berkualitas. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pemimpin serta orang sukses lulusan pesantren.
“Pondok pesantren adalah tempat yang tepat. Maka para orang tua jangan ragu-ragu untuk mendidik anak-anak kita di pondok pesantren,” ucap Fatoni saat membuka Expo Kemandirian Pesantren dalam rangka menyambut Hari Santri 2023 yang dilaksanakan di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah (RF) di Kampus UIN RF Jakabaring, Rabu (18/10/2023).
Peran ponpes dalam mencetak karakter anak dibuktikannya sendiri sebagai orang tua santri. Menurutnya, keberadaan pesantren sangat membantu dalam memberikan pendidikan yang lengkap bagi anak-anaknya termasuk dalam upaya pembentukan mental sang buah hati.
“Bayangkan jika 6 tahun mereka dididik di pesantren, Insya Allah 6 tahun itu semuanya terjaga, kedisiplinan, kemandirian dan pembentukan mental menghadapi masalah. Kalau sudah tertanam selama 6 tahun Insya Allah mudah-mudahan itu akan menjadi budaya kehidupan yang baik bagi mereka kedepan,” jelas Fatoni.
Fatoni berpesan kepada sekolah-sekolah umum untuk tidak hanya fokus memberikan ilmu pengetahuan umum tapi juga memberikan ilmu agama serta mendidik anak-anak berakhlakul karimah.
“Saya ditugaskan di Sumsel ini ingin membangun Sumsel yang sudah baik menjadi lebih baik lagi,” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor UIN Raden Fatah Jakabaring Palembang Nyanyu Khadijah mengatakan expo ini dilaksanakan sebagai bagian dari perayaan peringatan Hari Santri Nasional. Puncak acara tersebut akan dilaksanakan di Kota Surabaya pada tanggal 22 Oktober mendatang.
“Beberapa agenda dilaksanakan UIN RF dalam rangkaian ini utamanya expo yang melibatkan 62 Ponpes yang mendapatkan bantuan inkubasi kemandirian pesantren dari Kemenag RI,” jelasnya.
Nyayu Khadijah merinci expo kali ini juga diramaikan dengan berbagai perlombaan seperti lomba MTQ, lomba pidato berbahasa Arab hingga lomba kaligrafi. Perlombaan tersebut bertujuan untuk menunjukkan bahwa selain mandiri, pesantren juga bisa mengembangkan kreativitas para santrinya.
Komentar