SUMSELKITA.COM,Palembang – Turunnya status Bandara Sultan Mahdmud Badaruddin (SMB) II menjadi kawasan penerbangan domestik membuat kawasan pariwisata yang ada di Sumatera Selatan menjadi tepuruk.
Hal tersebut dirasakan oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Selatan Kurmin Halim,ia mengaku kecewa dengan keputusan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait keputusan tersebut.
“PHRI kecewa dengan keputusan pemerintah yang merubah status SMB II dari bandara internasional menjadi bandara yang melayani penerbangan domestik saja,”kata Kurmin.
Kurmin menjelaskan, wisatawan yang akan berkunjung ke Sumatera Selatan akan berpikir ulang lantaran biaya yang dikeluarkan cukup tinggi karena tidak ada lagi penerbangan langsung menuju Palembang.
Sehingga, kunjungan wisawatawan asing pun diperkirakan akan menurun drastis dan membuat dampak hunian hotel menjadi terganggu.
“Denga tempat wisata yang terbatas maka akan sulit bagi Sumsel untuk bersaing dengan daerah lain dalam rangka menarik wisatawan berkunjung,”ujarnya.
Sebelum terjadi pandemi Covid-19, penerbangan dari Palembag ke Malaysia dilakukan 10 kali dalam sepekan. Sementara, penerabangan Palembang-Sungapura tujuh kali dalam sepekan.
“Sekarang penerbangan tersebut nol jangan berharap wisatawan kedua negara akan ke Palembang, kalau bukan hanya urusan bisnis,”tegas Kurmin.
Pemerintah beralih bahwa pengurangan jumlah bandara Internasional ini untuk meningkatkan kunjungan wisata dalam negeri.
Hanya saja, upaya tersebut dinilai akan memukul dampak usaha yang ada di tanah air karena jumlah wisatawan luar negeri berkurang drastis.
“Kalau pemerintah mau mencegah rakyat Indonesia tidak mudah keluar negeri dengan alasan berlibur, perbaiki daerah wisata secara maksimal, contoh seperti Bali sehingga, orang Indonesia cukup berlibur dalam negeri,”ungkapnya.
Begitu juga dengan upaya pengobatan di luar negeri yang sebelumnya sempat disinggung oleh Presiden Joko Widodo. Semestinya, pemerintah dapat memperbaiki layananan, sarana dan prasarana rumah sakit sehingga hal tersebut tidak terjadi.
“Kalau mau mencegah rakyat Indonesia tidak berobat ke luar negeri harusnya perbaiki sarana dan prasarana serta pelayanan rumah sakit. Kasihan mereka yang sakit dan memang harus berobat ke luar negeri karena keterbatasan peralatan rumah sakit di Indonesia, sekarang akan sulit berobat ke luar karena perjalanan akan lebih lama,”pungkasnya.
Komentar