oleh

Tingkat Deflasi Di Sumsel Mengalami Penurunan

SUMSELKITA.COM,Palembang – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perkembangan harga barang dan jasa di Provinsi Sumatra Selatan periode Juni 2024 secara umum mengalami penurunan atau deflasi sebesar 0,03% secara month to month (mtm).

Kepala BPS Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) Moh Wahyu Yulianto mengungkapkan tingkat deflasi di Sumsel baik secara bulanan maupun tahunan sudah lebih rendah dibandingkan tingkat nasional.

Secara bulanan Sumsel mengalami deflasi sebesar 0,03% sedangkan tingkat nasional sebesar 0,08%.

“Sementara untuk inflasi year on year (yoy) Sumsel mencapai 2,48% dan tingkat nasional sebesar 2,51%. Artinya sudah lebih rendah dari nasional,” katanya dalam Berita Resmi Statistik (BRS) Senin (1/7/2024).

Wahyu menjelaskan dari total 425 komoditas yang diamati, terdapat 127 komoditas yang mengalami kenaikan harga, 213 relatif stabil dan 85 komoditas mengalami penurunan harga.

Lima komoditas utama penyumbang deflasi dan menjadi perhatian pada bulan Juni 2024 diantaranya bawang merah, tomat, bawang putih, daging ayam ras dan ikan patin.

Sementara berdasarkan 11 kelompok pengeluaran, tujuh kelompok mengalami inflasi, dua deflasi dan dua lainnya stabil.

“Tekanan deflasi yang disebabkan oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau, menarik deflasi lebih kuat yakni terjadi perubahan indeks sebesar 0,48 dan andil deflasi 0,15%,” jelas dia.

Dia menambahkan, kondisi deflasi periode Juni tahun ini dipengaruhi oleh beberapa catatan peristiwa.

Pertama, turunnya harga bawang merah dan bawang putih. Penurunan harga bawang merah disebabkan oleh panen dini di beberapa sentra produksi untuk mencegah kerugian akibat bencana banjir. Selain itu juga intervensi pemerintah untuk mengatasi terhambatnya distribusi yang akibat banjir.

Sementara untuk bawang putih, penurunan harga terjadi setelah impor bawang putih pada akhir Mei dan menyebabkan pasokannya sudah banyak.

“Selanjutnya penurunan harga tomat akibat melimpahnya ketersediaan pasokan di musim panen, serta kenaikan harga beberapa komoditas hortikultura karena memang musim hujan komoditas sayur-sayuran berkurang di pasaran sehingga harganya mengalami kenaikan,” ujarnya.

Selain itu, imbuh Wahyu, periode Juni 2024 ini juga bertepatan dengan sejumlah momen yaitu Hari Raya Iduladha, kenaikan kelas, libur sekolah dan pendaftaran perserta didik baru.

“Ada Iduladha dan tambahan cuti bersama yang tentunya meningkatkan konsumsi dan permintaan dari masyarakat,” tutupnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed