SUMSELKITA.COM, PALEMBANG – Perseteruan antara para pedagang Pasar 16 Ilir yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sumatera Selatan dengan pengelola pasar, PT BCR dan Perumda Pasar Palembang Jaya, kini memasuki fase akhir.
Setelah melalui serangkaian sidang yang menghadirkan saksi dan bukti dari kedua belah pihak, sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Palembang akan mengagendakan penyampaian kesimpulan pada 14 Mei 2025.
Putusan hakim akan segera menyusul setelah agenda tersebut.
Sekretaris APPSI Sumsel, Irwansyah Masri, menegaskan bahwa pihaknya akan menghormati apa pun hasil keputusan pengadilan.
“Ini adalah jalan penyelesaian terakhir. Kami harap semua pihak bisa menghargai keputusan hukum nantinya,” ujarnya dikutip dari Sripoku.com, Kamis (1/5).
APPSI juga berharap pemerintah kota turut berperan dalam menjaga perputaran ekonomi di pasar-pasar tradisional dan mulai memperlakukan pasar sebagai subjek penggerak ekonomi, bukan hanya objek komersial.
Kuasa hukum APPSI, Afdhal, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengajukan lima bukti tambahan ke persidangan, termasuk foto-foto yang diduga menunjukkan kedekatan saksi tergugat dari PT GTP dengan pihak PT BCR.
Di sisi lain, kuasa hukum PT BCR, Suharyono, menegaskan bahwa mereka menghadirkan saksi dari PT GTP dan Biro Hukum Pemerintah Kota Palembang.
Salah satu poin dalam kesimpulan mereka adalah mempertanyakan legal standing Ketua APPSI Pasar 16 Ilir dalam mengajukan gugatan.
Polemik ini mencuat karena pedagang menilai harga sewa kios yang ditetapkan terlalu tinggi, yakni sekitar Rp 60 juta, dan tidak sesuai dengan kondisi pasar yang dianggap sepi pembeli sejak relokasi ke gedung baru.
Putusan pengadilan mendatang menjadi penentu nasib para pedagang dan pengelola dalam polemik panjang yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan.
Komentar