SUMSELKITA.COM,PALI – Sebanyak 172 siswa dari 14 sekolah di Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), mengalami dugaan keracunan massal setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin (5/5/2025).
Insiden ini memicu keprihatinan masyarakat dan pemerintah daerah, mengingat program MBG merupakan salah satu program unggulan yang digagas oleh Presiden Prabowo sebagai upaya meningkatkan gizi siswa di seluruh Indonesia.
Bupati PALI, Asgianto, membenarkan kejadian tersebut dan menjelaskan bahwa dari 172 siswa yang terdampak, 163 di antaranya telah diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan medis.
“Alhamdulillah, sebagian besar siswa kondisinya sudah membaik dan sudah dipulangkan ke rumah masing-masing. Saat ini masih ada 9 siswa yang dirawat di RSUD Talang Ubi, karena memiliki penyakit bawaan. Tapi kondisi mereka juga mulai membaik,” ujar Asgianto pada Selasa (6/5/2025).
Program MBG Dihentikan Sementara untuk Evaluasi
Menanggapi insiden tersebut, Bupati Asgianto langsung mengambil langkah cepat dengan menghentikan sementara seluruh aktivitas program MBG di wilayah PALI, guna melakukan evaluasi menyeluruh.
“Untuk sementara sudah dihentikan. Kami akan lakukan evaluasi menyeluruh agar program ini bisa berjalan dengan lebih aman dan baik ke depannya,” tegasnya.
Penghentian sementara ini juga diberlakukan kepada pihak katering yang bertanggung jawab dalam penyediaan makanan MBG. Evaluasi ini mencakup seluruh rantai distribusi, dari dapur hingga ke sekolah-sekolah penerima.
Meski hasil laboratorium resmi belum keluar, Asgianto menyebut bahwa ada indikasi kuat keracunan makanan sebagai penyebab utama sakitnya ratusan siswa.
“Ada indikasi keracunan, namun kami masih menunggu hasil laboratorium. Dinas Kesehatan PALI dan kepolisian sudah mengambil sampel makanan untuk diperiksa lebih lanjut,” ungkapnya.
Penyelidikan oleh Polisi dan Katering Dipanggil
Kasus keracunan ini kini dalam proses penyelidikan oleh Polres PALI. Pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan program MBG, termasuk pihak katering dan pengelola dapur, telah dipanggil untuk dimintai keterangan.
“Nanti kita tunggu hasil penyelidikan kepolisian, apakah ada unsur kelalaian atau kesengajaan, kita tunggu dulu hasilnya,” lanjut Asgianto.
Distribusi 2.400 Porsi Makanan
Program MBG di PALI telah berjalan selama tiga bulan dalam tahap uji coba, melibatkan 22 sekolah jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA dengan total sekitar 3.000 siswa penerima manfaat. Pada hari kejadian, dapur SPPG yang dikelola oleh Yayasan Vieki Indira dengan penyedia makanan dari CV Kita Lestari, mendistribusikan 2.400 porsi makanan dengan menu nasi, ikan tongkol olahan, dan sayur ke 22 sekolah, antara pukul 09.00 dan 11.00 WIB.
Asgianto berharap evaluasi ini dapat segera diselesaikan agar program MBG bisa kembali berjalan, dengan sistem yang lebih aman dan terkontrol.
“Mudah-mudahan proses evaluasi tidak memakan waktu lama. Kami ingin siswa tetap bisa menikmati manfaat dari program ini tanpa risiko kesehatan,” tutupnya.
Komentar