oleh

Manajemen Imbau Fans Ramaikan GSJ di Laga SFC vs PSMS Medan, Kami Masih Ada!

SUMSELKITA.COM,PALEMBANG – Sriwijaya FC sedang tidak baik-baik saja. Namun justru di tengah badai inilah manajemen mengajak suporter untuk hadir ke Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Sabtu (27/12/2025) pukul 15.30 WIB.

Bukan untuk menuntut kemenangan, melainkan untuk mensyukuri satu hal penting bahwa Sriwijaya FC masih ada.

Ajakan itu disampaikan langsung oleh Juru Bicara Manajemen Sriwijaya FC, Muhammad Moeslim. Ia meminta fans bersikap arif dan dewasa dalam mendukung tim kebanggaan Sumatera Selatan pada laga ke-13 Pegadaian Championship 2025/26 melawan PSMS Medan.

“Datanglah ke stadion bukan untuk melihat Sriwijaya FC membantai lawan, bukan juga untuk menuntut menang. Mau menang, kalah, bahkan dibantai sekalipun, yang penting kalian melihat Sriwijaya FC masih hidup di Sumsel,” ujar Moeslim dikutip dari sripoku.com.

Pernyataan itu bukan tanpa alasan. Beberapa hari lalu, Sriwijaya FC baru saja lolos dari ancaman besar setelah Majelis Hakim Pengadilan Niaga PN Jakarta Pusat menolak permohonan PKPU yang diajukan Hotel Majestic Palembang, Senin (22/12/2025).

Putusan tersebut membuat Elang Andalas masih bisa bernapas dan tetap berkompetisi di Pegadaian Championship 2025/26.

“Alhamdulillah, Sriwijaya FC masih bisa bertahan. Mudah-mudahan masyarakat sekarang sadar, kondisi klub kita memang sedang tidak stabil,” kata Molem, sapaan akrab Moeslim.

Ia menegaskan, manajemen saat ini tidak berbicara soal juara, promosi ke Liga 1, apalagi mengangkat trofi. Target mereka jauh lebih sederhana, namun krusial: Sriwijaya FC tidak boleh hilang.

“Sekarang bukan zamannya bicara target juara. Fokus kita satu, Sriwijaya FC harus tetap ada. Stabil dulu, dapat sponsor, baru bicara prestasi,” tegasnya.

Situasi Sriwijaya FC kian pelik jelang laga ke-13 melawan PSMS Medan. Tujuh pemain inti resmi mengundurkan diri dari tim: Rendy Juliansyah, Jechson Felix Gu Tiwu, Dolly Gultom, Vieri Donny, Ibnu Yazid, Muhammad Rafif Putra Adri, dan Eros Dermawan.

Masalah tak berhenti di situ. Winger Sahbandi dicoret karena kasus disiplin, sementara gelandang kreatif Ade Suryana harus absen panjang akibat cedera lutut serius. Beberapa pemain bahkan sudah dikabarkan menemukan klub baru, meski bursa transfer baru dibuka Januari 2026.

“Kita harus realistis. Dengan kondisi tim sekarang, target utama kami jelas: jangan sampai terdegradasi,” ujar Moeslim yang juga menjabat Asdir PR & MO PT SOM.

Ia pun kembali mengingatkan fans agar tidak terpancing emosi. Menurutnya, kerusuhan suporter justru merugikan klub karena denda yang harus dibayar manajemen.

“Kalau klub tidak stabil, sponsor mundur. Padahal kemarin sudah ada sponsor yang hampir masuk,” ungkapnya.

Dua laga ke depan menjadi ujian berat, bukan hanya bagi pemain, tetapi juga bagi loyalitas pendukung: melawan PSMS Medan (27 Desember 2025) dan PSPS Pekanbaru (4 Januari 2026).

Di tengah keterbatasan, Sriwijaya FC berharap kehadiran pelatih baru Budi Sudarsono bisa membawa angin segar. Manajemen pun berjanji akan melakukan perombakan besar saat bursa transfer dibuka.

Kini, pesan manajemen jelas: datanglah ke stadion bukan karena hasil, tetapi karena rasa memiliki.

“Menang kalah itu nomor dua. Yang penting Sriwijaya FC tetap ada di Palembang. Kalah menang, SFC sampai mati,” pungkas Molem.