oleh

Waspada Karhutla, BPBD Sumsel Imbau Warga tak Bakar Lahan Jelang Musim Kemarau

SUMSELKITA.COM,PALEMBANG- Memasuki masa peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel) diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Imbauan ini disampaikan langsung oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, seiring dengan prediksi meningkatnya titik panas (hotspot) di wilayah tersebut.

“Sebanyak 99 persen karhutla disebabkan oleh ulah manusia, utamanya pembakaran lahan saat membuka kebun. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran. Jika ada kebakaran, segera laporkan agar bisa segera kami tangani sebelum meluas,” ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, pada Rabu (21/5) dikutip dari Urban.id.

Menurut data dari BMKG Sumsel, musim kemarau pada 2025 diprediksi akan berlangsung mulai Juni hingga Oktober, dan diperkirakan akan lebih kering dibandingkan tahun sebelumnya.

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumsel, Wandayantolis, menjelaskan bahwa kondisi ini merupakan dampak dari transisi pasca fenomena La Nina yang terjadi pada 2024.

“Kemarau tahun ini tidak akan seperti tahun lalu yang lebih basah karena La Nina. Kali ini, kondisi kering akan lebih dominan, sehingga potensi karhutla sangat tinggi,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa bahkan pada kemarau basah tahun lalu, hotspot tetap muncul. Dengan kondisi lebih kering tahun ini, jumlah dan sebaran titik panas diperkirakan akan meningkat drastis.

“Mitigasi dini menjadi sangat penting. Semua pihak harus bersinergi dalam menekan potensi karhutla, agar tidak berdampak pada kesehatan, ekonomi, dan lingkungan,” tambah Wandayantolis.

BPBD Sumsel bersama instansi terkait kini tengah memperkuat koordinasi dan patroli lapangan, termasuk menyusun strategi penanggulangan dini untuk wilayah rawan karhutla seperti OKI, Ogan Ilir, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.