oleh

Sadikin Aksa Bos PSM Makassar Bantah Akuisisi Sriwijaya FC, Tidak Kepikiran

SUMSELKITA.COM,PALEMBANG – Isu akuisisi Sriwijaya FC kembali menghangat dan menyeret nama besar Direktur Utama PSM Makassar, Sadikin Aksa. Namun, pria yang juga Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB) itu dengan tegas membantah kabar dirinya bakal mengambil alih klub legendaris asal Sumatera Selatan tersebut.

“Tanya saja yang kasih keluar isu itu. Saya tidak pernah kepikiran,” tegas Sadikin Aksa seperti dukutip dari Tribun Timur, Rabu (17/12/2025), menepis kabar yang ramai beredar jelang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) di Jakarta.

Sebelumnya, isu ini mencuat di tengah kondisi Sriwijaya FC yang kian memprihatinkan. Klub berjuluk Elang Andalas itu kini terdampar di dasar klasemen Grup A Pegadaian Championship 2025/26 dengan raihan dua poin, dan terancam gagal bertahan di kasta kedua sepak bola nasional.

RUPS Luar Biasa PT SOM yang digelar pada 15 Desember 2025 di Jakarta memicu spekulasi liar di kalangan suporter dan insan sepak bola. Kabar berhembus, ada pengusaha asal Makassar yang siap mengakuisisi saham Sriwijaya FC.

Namun Sekretaris Perusahaan PT SOM, Faisal Mursyid, memilih irit bicara. Ia hanya menegaskan agenda RUPS sebatas konsolidasi internal, tanpa mengonfirmasi adanya pengambilalihan saham klub.

“Agenda RUPS itu konsolidasi. Soal isu-isu lain, itu bukan ranah saya,” ujar Faisal.

Manajemen Akui Cari Investor, Tapi Tak Mau Lepas Klub

Di sisi lain, manajemen Sriwijaya FC tak menampik bahwa proses akuisisi sedang berjalan. Berman Limbong, Kuasa Hukum Sriwijaya FC sekaligus Direktur Kompetisi PT SOM, mengungkapkan klub memang membutuhkan investor baru untuk bertahan hidup.

Namun, manajemen menegaskan tidak akan melepas 100 persen kepemilikan klub.

“Kami tidak mau menyerahkan sepenuhnya. Identitas Sriwijaya FC harus tetap dijaga. Kalau dilepas total, klub bisa dipindahkan ke mana saja,” tegas Berman Limbong.

Ia bahkan menyampaikan pernyataan keras soal masa depan klub jika tak ada investor baru.

“Bertahan di Liga 2 saja saya pikir tidak mungkin. Jangan mimpi masuk Liga 1,” ujarnya lugas.

Nama PT Digi Sport Asia juga kembali disorot. Digi mulai terlibat mengelola Sriwijaya FC sejak Agustus 2024 setelah putusan pengadilan mengonversi dana investasi lama menjadi saham.

Berman Limbong menjelaskan, berbagai tagihan lama klub telah dibantu dibayarkan Digi. Namun secara hukum, seluruh kewajiban tetap berada di tangan PT SOM, bukan Digi.

“Ini sering disalahpahami publik. Digi membantu, tapi bukan berarti semua utang itu tanggung jawab mereka,” jelasnya.

Ia juga mengakui praktik-praktik pengelolaan yang tidak sehat di masa lalu turut menyeret Sriwijaya FC ke titik terendah seperti saat ini.

Gubernur Sumsel Angkat Suara

Menanggapi isu akuisisi, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru memilih bersikap hati-hati. Ia menegaskan Sriwijaya FC adalah kebanggaan masyarakat Sumsel dan pemerintah daerah siap membantu jika klub kesulitan mencari sponsor.

Namun Deru juga mengingatkan, dukungan sponsor hanya akan datang jika klub dikelola secara profesional dan mampu menunjukkan prestasi.

“Pemerintah siap mendorong. Tapi manajemen juga harus memberi keyakinan lewat prestasi dan tata kelola yang baik,” tegasnya.