oleh

Arkeolog Temukan Bunker Jepang di Pulau Kemaro

SUMSELKITA.COM, Palembang – Pulau Kemaro yang menjadi fokus untuk dijadikan destinasi wisata unggulan di Palembang, masih dalam pembahasan sejarah yang sebenarnya.

Untuk menemukan fakta sejak kapan dan peninggalan apa saja yang masih ada, Tim Survei Balai Arkeologi (Balar) Sumsel kembali kembali ke kawasan Pulau Kemaro, Kamis (25/3) lalu.

Kepala Balai Arkeologi Sumsel Budi Wiyana mengatakan, survei arkeologi di Pulau kemaro memiliki tujuan peninggalan arkeologi apa saja yang ada disana.

“Balar belum punya data yang cukup sekitar puluhan tahun lalu sudah pernah tapi itu penelitian kelenteng. Penelitian dilakukan di sisi Barat sampai kampung air, kawasan Kelenteng Pagoda sampai ke ujung timur,” kata Budi, Minggu (28/3/2021). 

Budi melanjutkan, tim berjalan kaki menelusuri Pulau Kemaro sambil mengamati keadaan permukaan tanah, hingga berhasil menemukan banyak tinggalan dan fakta terbaru

Hasilnya, temuan paling terbaru adalah pada bagian barat laut dari pulau ini, tim survei menemukan bungker, landasan meriam dan dermaga dari masa pendudukan Jepang. 

Mengenai penemuan bungker peninggalan Jepang tersebut, Budi menjelaskan bungker Jepang tersebut bukan Bungker sebagai dalam hal pertahanan, tapi bisa jadi sebuah dapur.

Bungker tersebut tidak terlalu besar, bentuknya segi empat posisinya di mulut pantai paling ujung Pulau Kemaro dengan kondisi tidak utuh.

“Isu-isunya dulu katanya ada pembantaian PKI , penjara PKI memang bekasnya ada, jadi kalau zaman Kesultanan kemungkinan yang menjadi benteng pertahanan, tapi itu kayaknya tinggalan bungker zaman Jepang,” ujarnya.

Luas areal bungker dan penjara sekitar satu hektar yang merupakan satu komplek di ujung Pulau Kemaro. Dan ukuran bunker itu sekitar 4×6 meter dengan tinggi 3 meter. 

Penelusuran dilakukan sengaja diarea tersebut karena peluang menemukan tinggalan masih besar Sedangkan untuk peninggalan Kesultanan Palembang  Darussalam belum adanya ditemukan tinggalan di lokasi tersebut, hanya terdapat pecahan keramik yang berasal dari masa kesultanan. 

“Tapi dugaan saya tidak jauh dari tempat penjara itu, kalau dilihat dari peta Belanda-nya itu, tidak jauh situ, jangan-jangan dulu benteng pertahanan Kesultanan Palembang yang menjadi penjara dan bungker itu,” ujarnya. 

Temuan tersebut berupa pecahan keramik China dari masa Dinasti Yuan sekitar tahun 1271-1368 M, Dinasti Ming tahun 1368-1644 M dan Dinasti Qing 1644-1912 M. 

“Temuan pecahan keramik tersebut ditemukan pada areal setelah Bungalow sampai ujung timur pulau Kemaro,” terang dia. 

Balar Sumsel menyimpulkan bahwa berdasarkan temuan arkeologis di atas dan sumber-sumber sejarah, untuk sementara diduga Pulau Kemaro telah dihuni manusia sejak abad ke-17 sampai masa kemerdekaan. 

Penelitian oleh Balai Arkeolog akan melihat kembali ketika pergantian musim, sebab bagian yang belum sempat diteliti oleh Balar terendam air. Sehingga menyulitkan penelitian. 

“Selanjutnya kami mau meneliti sisi Utara Pulau Kemaro, karena lokasinya waktu itu lagi terendam air jadi kami tunda. Mungkin nanti nanti sudah kering atau musim kemarau. Kami harap bisa menemukan peninggalan yang lebih tua lagi,” tegasnya.