oleh

Herman Deru Jadikan Pekan Adat Sebagai Wahana Menjaga Kelestarian Budaya Sumsel 

SUMSELKITA.COM,PALEMBANG – Kegiatan Pekan Adat Sumsel Tahun 2021 yang merupakan Pekan Adat kedua yang digelar semasa pemerintahan Gubernur Sumsel H. Herman Deru secara resmi dibuka untuk umum di Gedung Graha Budaya Jakabaring mulai Selasa (16/11) sore.

Menurut Herman Deru agenda Pekan Adat ini harus didukung semua lapisan masyarakat hingga pejabat demi terjaganya kelestarian adat budaya Sumsel yang sangat terhormat.

“Pekan Adat ini adalah alat juang kita untuk menjaga adat dan budaya Sumsel yang menjadi kehormatan kita. ” ujar Presiden Dunia Melayu Dunia (DMDI) Indonesia ini dengan tegas.

Dalam sambutannya Gubernur Herman Deru mengaku sangat  mengapresiasi semua panitia yang telah sukses menyelenggarakan acara. Iapun mengaku  bangga melihat masih banyak masyarakat Sumsel terutama tokoh adat, pelaku seni dan lainnya yang masih sangat peduli dengan kekayaan adat budaya yang dimiliki Sumsel.

“Melihat acara hari ini, kekhawatiran banyak pihak tentang menurunnya minat mempertahankan budaya sepertinya tidak terjadi. Asalkan kita bersatu ini tentu bisa dipertahankan,” ujar Herman Deru dengan yakin.

Menurut Herman Deru sejak awal Ia berkomitmen mendukung segala kegiatan yang berkaitan dengan revitalisasi budaya, khususnya adat-istiadat, karena Sumatera Selatan sangat kaya akan tradisi budaya yang baik dan harus diwariskan kepada generasi muda.

Dikatakannya adat adalah warisan budaya yang wajib dilestarikan sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Menyadari pentingnya hal ini, maka Sumatera Selatan harus juga memprioritaskan pelestarian adat ini.

“Usaha kita untuk melindungi, memanfaatkan, dan mengembangkan kebudayaan harus terus menerus, karena kalau tidak, maka generasi muda kita akan kehilangan arah dan jati diri. Dengan demikian, kita  juga memerlukan pembangunan manusia atau pembangunan non fisik. Karena pembangunan fisik saja tanpa membangun non fisik, maka akan timpang dan berdampak tidak baik bagi masa depan bangsa, daerah dan negara kita,” jelasnya.

Lebih jauh Herman Deru berharap penyelenggaraan Pekan Adat ini tidak sekedar menjadi ajang menampilkan gaun-gaun tradisional.yang indah dari berbagai suku. Juga bukan menampilkan kesenian semata dari berbagai daerah.

“Penampilan busana dan kesenian itu sudah pasti membanggakan. Tapi Saya ingin lebih dari itu bagaimana, adat dan budaya di Sumsel ini benar-benar dikupas lagi, misal tentang penggunaan tingkat bahasa dan lainnya. Saya minta Dispar mulai menginventarisir ini,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu Herman Deru juga tak lupa mengapresiasi Paguyuban Nusantara Sumsel Bersatu (PNSB) yang diketuai H. Syahrial Oesman yang telah berkomitmen untuk berkontribusi melestarikan serta mengembangkan adat budaya Sumsel.

” Tahun depan pelaksanaan Pekan Adat Sumsel harus lebih besar dan lebih membanggakan,” ujar Herman Deru disambut tepuk tangan tamu undangan yang memenuhi Gedung Graha Budaya tersebut.

Di tempat yang sama Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel Aufa Syahrizal S.P., M.Sc mengatakan, kegiatan ini merupakan program dengan melibatkan pelaku budaya termasuk paguyuban di Sumsel. Dengan harapan potensi adat dan budaya yang mumpuni dimiliki Sumsel dapat tersosialisasikan ke seluruh lapisan masyarakat tak terkecuali generasi muda bahkan anak-anak.

“Ini merupakan program kerja yang kami susun untuk mengejawantahkan keinginan Pak Gubernur yang memang sangat konsen untuk melestarikan dan mengembangkan bahkan mengangkat budaya-budaya yang selama ini ada tapi belum muncul ke permukaan,” tutur Aufa.

Dalam kegiatan itu kehadiran Gubernur Sumsel H. Herman Deru didampingi Ketua TP PKK Sumsel Hj Febrita Lustia HDy serta Ketua ICSB Sumsel Hj Samantha Tivanny disambut dengan balutan prosesi penyambutan tamu menggunakan adat Komering yang kental saat tiba di depan Gedung Graha Budaya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed