SUMSELKITA.COM,PALEMBANG – Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perhubungan terus berupaya mencari solusi terbaik kepada masyarakat yang ingin menggunakan angkutan umum pasca BRT berhenti beroperasi sejak 1 Januari 2022.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Palembang, Aprizal Hasyim, mengatakan, masyarakat masih banyak pilihan untuk angkutan umum.
“Masih ada angkot, Teman Bus dan LRT sebagai moda transportasi lainnya,” ujar Aprizal, Selasa (4/1/2022).
Keberadaan angkutan umum dengan rute yang berbeda-beda, ini menurut Aprizal menjadikan masyarakat masih banyak pilihan.
Aprizal menyebutkan, ada 13 jalur angkot yang berdampingan dengan LRT.
Antara lain, rute KM 5 – Ampera, Perumnas-Ampera, Kertapati – Ampera, Lemabang – Ampera.
“Warga bisa memanfaatkan ini, di mana nantinya juga akan ada re-routing (penataan rute) jalur angkot menjadi 6-7 rute yang berdampingan dengan LRT,” jelasnya.
Lalu, akan ada penataan pelayanan bus massal melalui penataan rute (Re-routing) dan peleburan koridor/rute trayek antara BTS dan BRT Transmusi.
“Kondisi saat ini pelayanan BTS ada 4 koridor dan BRT ada 3 koridor. Operator BTS adalah PT. Transmusi Palembang Jaya (TMPJ) merupakan anak Perusahaan PT. SP2J. Operator BRT adalah PT. Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J),” Aprizal menerangkan.
Ia menambahkan, kajian terhadap re-routing bus massal saat ini sedang proses di Direktorat Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
“Kemungkinan akan ada 5 dan/atau 6 koridor pelayanan bus massal yang akan melayani masyarakat umum dengan sistem subsidi layanan (BTS) dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia,” katanya.
Di Kota Palembang, masih ada 4 koridor BTS yang disubsidi APBN. Yakni rute Terminal Alang-Alang Lebar — Dempo via Soekarno Hatta , Terminal Alang-Alang Lebar — Talang Jambe via Asrama Haji , Asrama Haji — Sako via Nurdin Panji dan Terminal Jakabaring — Terminal Plaju via Tegal Binangun. (*)